FINLANDIA, NEGARA YANG PATUT KITA CONTOH

Posted by Dilla Arghya On Rabu, 10 Februari 2010 0 komentar

Teman-teman semua, berikut ini adalah artikel yang sangat bagus yang ditulis oleh Bapak Satria Dharma, salah satu tokoh pendidikan nasional. Semoga bermanfaat.

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia? Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki -tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM- ini memang begitu luar biasa. Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development atau OECD.

Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Negara tempat beradanya produsen Nokia tersebut memiliki strategi khusus untuk memberdayakan kualitas negaranya khususnya dalam masalah pendidikan. Inilah beberapa strategi yang seharusnya di contoh oleh negara berkembang seperti kita.

Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Mungkin untuk segi anggaran pendidikan, negara kita masih sulit mencontoh negara Eropa utara tersebut, tetapi ada beberapa cara yang mungkin bisa kita contoh, seperti Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.

Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Apa gerangan kuncinya?

Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat dibandingkan pendaftaran calon dokter di negara Indonesia.

Finlandia juga tidak membebankan ujian tulis atau tes layaknya dinegara negara lain. Menurut salah seorang guru di Finlandia sebagai mana yang dilansir situs www.adiwgunawan.com, tes atau ujuan tulis itu justru membawa beban mental tersendiri bagi peserta didik dan justru malah menimbulkan pemikiran bahwa yang terpenting hanya lulus ujian, dan itu akan mengakibatkan kekreativan anak didik menjadi tidak berkembang. Baru pada usia 18 tahun, mereka mendapatkan ujian untuk mengetahui kualitas menreka agar mereka bisa menempuh pendidikan di fakultas yang mereka inginkan.

Menurut kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia , Sundstrom mengatakan bahwa sistem pendidikan di Finlandia siswa didorong untuk berfikir kreatif dengan menggali informasi sebanyak banyaknya di sekolah. Suansana sekolah yang fleksibel dan santai akan menumbuhkan ketenangan dan memudahkan siswa untuk meraih informasi dan menagkap materi yang di ajarkan. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan tambahnya.

Ditambah lagi siswa dengan kemampuan yang dibawah rata rata justru malah mendapatkan perlakuan khusus dengan guru yang lebih sabar dan berwawasan luas. Hal inilah yang membuat Finlandia menjadi negara yang Sukses akan kualitas pendidikan.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Dan bagian yang kami suka adalah bahwa para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.

Sekarang marilah kita bandingkan dengan Sistem pendidikan di negara Indonesia. Bukannya penulis menghina atau merendahkan negara ini. Penulis berharap sistem pendidikan yang seperti ini yang sebenarnya ditanamkan. Kebanyakan guru di Indonesia masih bersikap diktator dan mewajibkan murid harus sepaham dengan gurunya. Kemudian siswa Finlandia yang tidak memiliki kemampuan malah mendapat perlakuan khusus dan pembelajaran intensif. Kebalikannya di negara kita, justru kebanyakan siswa yang memiliki kemampuan lebih menjadi anak emas seorang guru, dan siswa yang tidak memiliki kemampuan lebih terpinggirkan, akibatnya siswa tersebut menjadi minder dan patah semangat untuk belajar.

Jika kita pikir ulang, pengurangan waktu belajar mungkin bisa menjadi alternativ untuk kita, karena kebanyakan sekolah di Indonesia justru menambah porsi jam mengajar ketika siswa akan menghadapi ujian. Penulis pernah membaca buku tentang kinerja otak. Bahwa otak dapat bekerja maksimal sekitar 20 menit, kemudian kemampuan otak akan terus menurun hingga kita tidak dapat fokus pada hal yang kita pikirkan. Maka dari itu otak juga butuh istirahat yang cukup,maka sebenarnya sia sia belaka menggunakan waktu belajar yang lama, karena jika terus menggenjot dan memforsir tenaga dari otak, daya tangkap otak juga tidak bisa bekerja dengan maksimal.
---------------------


Sumber:
http://www.adiwgunawan.com/awg.php?co=p5&mode=detil&ID=248

0 komentar to FINLANDIA, NEGARA YANG PATUT KITA CONTOH

Posting Komentar